Kamis, 31 Mei 2012

Mengelola Keuangan Usaha Sembako


 Tanya :
Yth. Pengasuh Rubrik Konsultasi Keuangan. Saya menjalankan usaha sembako sudah tiga tahun, tapi sampai sekarang kalau tagihan 1 juta ke atas perhari saya kesulitan bayar karena income per hari kadang lebih Rp. 1 juta dan kadang tidak. Sehingga pakai uang rpibadi untuk menutupi utang. Tapi kalau saya mau ambil uang tersebut tidak bisa karena kas kadang untuk membayar utang lainnya. Stok barang kadang juga kososng karena tidak ada uang. Distributor terkadang memberikan kredit 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan cash. Bagaimana cara mengatur keuangan saya, di pihak lain kalau barang tidak lengkap kadang tidak ada pembeli. Terima kasi.

Jawab :
Halo, Salam kenal dulu ya. Dalam penjelasan, Anda kurang menggambarkan dengan spesifik sistem penghasilan yang Anda terapkan untuk diri sendiri dan usaha. Apakah sistem komisi, gaji, atau omxet, atau bagi hasil atau campuran? Lalu setidaknya minimal ada dua hal yang perlu kita clear-kan dari awal. Pertama, apakah Anda memiliki pencatatan usaha tersendiri, dan serapih apa pencatatan tersebut (tercampur dengan uang pribadi atau tidak). Kalau pencatatan Anda baik, saya rasa masalah Anda akan dapat tertangani dengan sendirinya karena Anda akan bisa melihat pola tagihan dan pemasukan usaha. Kalau pola ini sudah Anda ketahui maka Anda juga akan lebih mudah mengorganisasikan uang. Hal kedua adalah seberapa kuat kas usaha Anda? Kalau kas usaha Anda kuat, misalnya mampu untuk membayar tagihan-tagihan setidaknya selama dua bulan berikutnya, saya rasa ini tidak akan menjadi masalah. Jadi saran saya saat ini lebih pada melakukan perbaikan dalam sistem. Misalnya perbaikan dalam pencatatan keuangan. Pisahkan antara uang Anda dan uang usaha. Kalau tidak bisa fisik, minimal secara pencatatan. Contoh lain perbaikan adalah dalam pola pengambilan keuntungan/bagi hasil. Kapan Anda boleh mengambil bagi hasil Anda dan berapa besarnya. Saya sarankan, Anda boleh mengambil bagi hasil Anda dan beberapa besarnya. Saya sarankan, Anda baru boleh ambil bagi hasil setidaknya per bulan. Jadi semua pemasukan dibiarkan dulu untuk bayar tagihan-tagihan selama satu bulan. Kalau memang ada sisa, Anda pun tidak boleh ambil semua, tetapi harus ada yang disisahkan di kas untuk jaga-jaga tagihan berikutnya. Semoga cukup jelas.

Diasuh oleh :
Rakhmi Permatasari
Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan
Telp : (021) 5799 8024, 598 4798 Fax : (021) 5799 8080, 5984798
Email : ssrekan@perencanakeuangan.com
read more...

Kiat memasarkan Pakaian Muslim


Tanya :
Saya Zulham di Medan, saya punya usaha membuka pakaian muslim di Jakarta. Produk yang kita buat memakai bahan import berkualitas dengan rancangan sendiri. Namun ketika saya coba jual secara grosir ke butik banyak yang menolak dengan alasan model baju kami tidak mereka jumpai di Tanah Abang. Bagaimana strategi pemasaran yang harus kami lakukan? Terima Kasih.

Jawab :
Terima kasih Pak Zulham atas pertanyaannya. Saya langsung jawab. Di bisnis pakaian, mode atau gaya yang sedang digemari konsumen sangat penting diperhatikan. Nah berkaitan dengan kasus diatas ada dua alternatif .
Pertama : Anda dapat membuka butik pakaian muslim berdasarkan keinginan konsumen. Jadi Anda menunggu orang yang membuatkan pakaian muslim sesuai model  yang mereka inginkan. Meski demikian Anda tetap perlu mengikuti mode pakaian muslim yang sedang tren supaya bisa memberi nasehat atau menjawab pertanyaan konsumen menyangkut model terkini. Beberapa mode terbaru bisa dibuat sebagai sampel pakaian. Bisnis berdasarkan pesanan, memberikan pilihan yang luas bagi konsumen dari segi model, bahan yang dipakai, termasuk  budget yang mereka inginkan. Memang kelemahannya, order yang datang biasanya tidak banyak.
Kedua : memproduksi secara masal. Artinya pakaian muslim yang kita buat dalam jumlah banyak dan tidak menunggu pesanan per orang. Nah masalah muncul saat kita akan menentukan desain pakaian. Dari kasus tampak Anda menawarkan model sendiri. Di kala kita akan menentukan model, perlu memperhatikan model sedang digemari konsumen. Bagi pengecer atau penjual pakaian, model yang terkini atau digemari sangat penting supaya produk cepat laku. Untuk itu Anda harus mengikuti “arus” model yang sedang digemari. Dari kasus, tampak para grosir atau butik mengacu pada model pakaian di Tanah Abang. Untuk itu dalam pembuatan pakaian secara massal ini, Anda harus mengikuti model-model  pakaian Tanah Abang sebagai standar model.
                Lalu muncul pertanyaan bagaimana mengetahui model Tanah Abang? Anda bisa meminta teman atau saudara yang di Jakarta untuk memotret model pakaian muslim yang dijual di Tanah Abang. Tentu saja dengan cara memotret yang cerdik misalnya memakai kamera ponsel dan dipotretkan secara umum. Karena kadang pedagang melarang orang hanya untuk menyontek model pakaian yang dijual. Cara lain coba buka lewat google.com dan cari gambar pakaian muslim Tanah Abang. Cara ketiga yaitu dengan bertanya langsung pada grosir atau butik yang meminta model pakaian seperti Tanah Abang. Dengan cara ini maka produk pakaian yang Anda tawarka dapat mengikuti selera yang menjadi acuan para grosir. Selamat mencoba.


Diasuh oleh : Istijanto Oei
Pelatih dan Konsultan Bisnis Prasetya Mulya
Penulis Buku “ Jurus-jurus Sakti Wirausaha “ dan Rahasia Sukses Toko Tionghoa”
www.istijanto.com
read more...