Jumat, 24 Februari 2012

Mengatasi Utang Bank Keliling

Saya bertanya bagaimana cara agar menghentikan atau melunasi utang bank keliling? Setiap hari saya harus mengeluarkan cicilan diatas Rp. 150 ribu, sedangkan penghasilan rata-rata dibawah Rp. 150 ribu. Jadi saya nggak bisa menyisihkan tabungan atau kebutuhan lain.
Rendi, Jakarta
085273505xxx

Jawab :

Hallo Mas Rendi. Wah, bank keliling ini agak ambigu ya pengertiannya. Ada yang menggunakan istilah bank keliling padahal rentenir, tapi memang ada banl yang membuka layanan penagihan keliling terutama untuk kredit mikro. Nah, yang asli, atau rentenir? Akan berbeda lho…
Saya coba bahas dari awal ya. Untuk utang, jika memang bunga yang dikenakan tidak sebanding dengan keuntungan yang diterima, ada baiknya agar Anda berusaha melunasinya segera. Apabila untuk kasus Anda. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah tidak menambah utang lagi bagaimanapun caranya.
Pasti Anda bingung, bagaimana mau bayar lunas padahal tiap hari saja Anda tidak bisa bayar cicilan? Anda bisa mengusahakan untuk meminjam pada pihak-pihak yang lebih longgar ketentuannya terutama dalam waktu dan besarnya bunganya. Misalnya pinjam ke saudara. Anda bisa mengembalikan tanpa perlu ada kelebihan sama sekali, namun cara pembayaran tetap seperti saat Anda membayar pada bank keliling yaitu dicicil tiap hari dalam jumlah yang fixwed (tetap). Tapi Anda juga perlu komitmen tinggi. Jangan mentang-mentang itu adalah saudara Anda sengaja tidak bayar, pura-pura lupa atau bahkan selalu menunda. Itu namanya tidak bertanggung jawab. Cara lain adalah Anda bisa mempertimbangkan untuk menjual/menggadaikan barang berharga Anda yang tidak produktif.
Kalau memang opsi untuk melunasi utang benar-benar tertutup, pada dasarnya baik rentenir maupun bank memungkinkan untuk reschedule pembayaran. Jadi Anda bisa minta keringanan agar tagihan per hari tidak sampai Rp. 150 ribu. Tentu saja ini akan mengakibatkan pada masa pembayaran yang akan semakin lama dan bunga yang dibayarkan akan jauh lebih besar. Karena itu, reschedule ini sebaiknya tidak dilakukan, bisa-bisa nanti utang Anda tidak lunas-lunas.
Yang manapun pilihan Anda, semua tetap perlu dihitung dan dipertimbangkan baik-baik. Karena masalah pelunasan / keringanan utang ini bukan hal yang sederhana. Jangan sampai Anda salah mengambil langkah malah terjebak pada utang yang lebih besar. Semoga cukup memberikan pencerahan.

Diasuh Oleh : Rakhmi Permatasari
Perencana Keuangan Safir Senduk & Rekan
Telp. (021) 5799 8024, 598 4798
Fax. (021) 5799 8080, 598 4798
Email : ssrekan@perencanaankeuangan.com
read more...

Kamis, 23 Februari 2012

Ketersediaan Pasokan Menjadi Kekuatan Usaha di Bidang Keagenan

Setiap keluarga pasti membutuhkan gas dan air minum dalam kemasan untuk kebutuhan setiap hari. Karena itu, usaha di bidang ini akan tetap prospektif dan tidak ada matinya jika ditekuni secara serius. Oleh karena itu, kunci agar usaha ini terus berkembang adalah ketersediaan pasokan. Dalam arti, gas dan air minum dalam kemasan harus tetap tersedia, sehingga jika konsumen membutuhkan bias langsung diperoleh.
Yang tak kalah pentingnya, harga jual harus kompetitif. Bila perlu bias lebih murah dibandingkan agen yang lain. Karena dengan harga yang lebih murah maka konsumen akan kembali membeli di agen tersebut. Jika harga yang murah ditawarkan maka tentu saja berpengaruh pada keuntungan yang diperoleh akan lebih kecil. Karena itu, harus disiasati dengan menjual dalam kuantitas yang besar sehingga bias memperoleh keuntungan yang lumayan.
Service Terhadap Konsumen. Harus diakui bahwa usaha ini erat kaitannya dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Karena itu, jika menawarkan jasa pengantaran terhadap konsumen maka akan lebih baik jika pengantaran barang tersebut tidak memakan waktu yang lama sehingga konsumen tidak terlalu menunggu lama. Komitmen memberikan servis yang memuaskan menjadi hal yang wajib dalam usaha ini.
Dengan memberikan servis yang terbaik merupakan cara berpromosi tanpa biaya. Mengapa, karena konsumen yang pernah menggunakan agen tersebut, akan memberitahukan pada tetangga, teman kerja bahkan saudara tentang servis tersebut sehingga akan menjadi pelanggan dari agen tersebut.
Memang usaha ini menyasar pada semua kelompok masyarakat. Walaupun demikian, ada 2 kelompok besar dalam usaha ini. Pertama, kelompok usaha kecil yang biasanya merujuk pada warung-warung makan. Jadi kelompok ini membutuhkan air mineral gallon dan gas untuk kebutuhan usaha. Kedua, kelompok konsumen yang terbagi terbagi menjadi 2 yaitu pertama : kelompok rumah tangga yang lebih memilih harga gas dan air minum gallon yang murah. Biasanya mereka akan mencari di antara berbagai agen mana yang yang menawarkan harga yang lebih murah. Kelompok ini biasanya selektif dalam memilih agen. Kedua : kelompok rumah tangga yang lebih pada ketersediaan barang dibandingkan harga. Kelompok ini tidak terlalu memperhitungkan harga yang ditawarkan, tapi lebih pada kebutuhan akan barang itu mudah diperoleh. Pada dasarnya semua kelompok ini, potensial untuk digarap sebagai konsumen. Asal para agen memahami kemauan para kelompok ini sehingga tahu trik dalam menghadapi kelompok ini.
Trik Usaha. Karena itu, agar bisa bertahandalam usaha ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tetap survive. Pertama : usaha ini merupakan usaha jangka panjang karena setiap keluarga pasti membutuhkan produk ini. Karena itu, konsistensi dalam menekuni usaha ini merupakan modal penting. Karena dalam konsistensi akan tercipta pelanggan-pelanggan setia. Kedua : ketelatenan dalam menjaga hubungan dengan konsumen, karena yang menjual produk ini sangat banyak sehingga berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan konsumen.

Handito Hadi Joewono
Chairman Indonesia New Enterpreneur Circle (INEC)
& President Arrbey Indonesia
read more...

Rabu, 30 Desember 2009

Bagi Keuntungan Usaha antara Pemodal dan Pengelola

Tanya :

Saya mempunyai usaha bengkel motor dan mobil. modal usaha tersebut 100% dari teman saya, sedangkan saya yang mengelolanya. Selama ini pembagian keuntungan dengan perbandingan 50:50. Namun saya merasa hal itu kurang adil, mengingat sayalah yang membuat usaha itu terus maju dan berkembang sampai sekarang. Menurut anda dengan angka perbandingan keuntungan tersebut, mengingat apabila usaha tersebut menghadapi masalah, sayalah yang menanganinya hingga tuntas, bagaimana sebaiknya supaya sama-sama merasa adil?

Jawab :

Kerjasama usaha kerap menimbulkan masalah yang dikemudian hari dari segi bagi hasilnya, terutama jika salah satu pihak merasakan ketidakpuasan atau keadilan dari partnernya. Di satu sisi, seorang pengelola akan merasa bahwa dialah yang paling berjasa dalam mengembangkan usaha ini, sedangkan si pemodal tinggal duduk santai dan mendapatkan hasil. Di sisi lain seorang pemodal juga merasa berjasa, karena kalau usaha ini tidak dimodali olehnya, maka usaha ini tidak akan pernah ada. Saya tidak bermaksud menyalakan siapa-siapa, tapi mengajak Anda untuk melihat sudut pandang kedua belah pihak.
Besaran bagi hasil memang diserahkan pada kesepakatan kedua belah pihak, tidak ada rumus bakunya harus sekian persen untuk salah satu pihak. Tapi biasanya, jika usaha usaha itu adalah padat modal, maka posisi tawar menawar pemodal jadi lebih tinggi. Sebaliknya, jika usaha itu padat karya, butuh keahlian khusus, maka pengelola memiliki posisi tawar yang lebih tinggi. Selain itu, faktor yang mempengaruhi besaran bagi hasil adalah apakah bagi hasil itu adalah satu-satunya penghasilan yang Anda terima, atau Anda masih menerima gaji rutin. Dan dilihat juga sebatas mana tanggungjawab pengelolaan dalam usaha tersebut.
Nah, saya jadi ingin menanyakan pernyataan Anda, kalau bisnis ini ada masalah maka Anda yang menyelesaikan secara tuntas. Apa ini maksudnya? kalau masalah yang dihadapi adalah masalah teknis, seperti pelanggan yang komplain, minta garansi perbaikan atau sparepart, tentu saja ini adalah bagian dari tugas seorang pengelola. Namun jika perlu mengeluarkan biaya, tentunya menjadi beban dari usaha, bukan beban pribadi pengelola. Dan kalau terjadi rugi usaha yang wajar, maka yang harus merogok kocek untuk menutupi kerugian itu adalah pemodal, bukan pengelola.

Ahmad Gozali
Konsultan Perencanaan Keuangan
PU 11-14 November 2009
read more...

Rabu, 25 November 2009

Memulai Usaha Sablon dan Digital Printing Bisa Tanpa Modal

Bisnis sablon dan digital printing merupakan salah satu bisnis yang tidak akan pernah mati. Betapa tidak, selama masih diperlukan publikasi, sablon dan digital printing masih menjadi usaha yang menjanjikan. Selain publikasi berbagai jenis produk mampu dihasilkan dari usaha ini. Misal saja mesin sablon kaos, poster, spanduk, berbagai souvenir seperti mug, pin, payung, undangan yang banyak diperlukan oleh perusahaan, instansi pemerintah dan juga masyarakat luas.

Sebelum memasuki era digital printing seperti yang saat ini marak digunakan untuk membuat poster, kaos partai, souvenir tersebut. Awal bidang percetakan ini dimulai dengan cetak offset (konvensional) dengan menggunakan film. Seiring perkembangan teknologi, bsinis percetakanpun semakin efisien, cepat dan lebih mudah terutama setelah hadirnya digital printing karena tahapan pembuatan film, plat dan pengadukan tinta sudah tidak dilakukan lagi.

Teknologi terbaru di bidang offset tersebut dengan Computer To Plate (CTP), yaknik mencetak desain gambar dari komputer langsung ke media datar seperti kertas. Untuk jumlah setiap kali produksi sekitar 100-200 seperti untuk pembuatan spanduk, banner, baliho, stiker, kaos dan undangan dengan bahan baku plastik, kertas, kain. Sedangkan offset printing / offset digital dipakai untuk percetakan yang oplah hingga ratusan ribu seperti buku, majalah, poster, surat kabar, brosur. Sehingga dengan digital pelaku usaha mampu menerima orderan meskipun dalam jumlah sedikit.

Kiat Memulai Usaha
Untuk memulai usaha digital printing sangat sederhana. Bahkan bisa tanpa modal dan sarana yang besar seperti mesin cetak yang harganya mencapai puluhan hingga ratusan juta. Cara yang dapat dilakukan adalah mulai menerima orderan dari orang-orang terdekat seperti pembuatan atau cetak spanduk, brosur, dan leaflet. Setelah membuatkan desain sesuai keinginan pemesan, Anda dapat membawa orderan tersebut ke salah satu percetakan. Cara demikian dapat dilakukan apabila ingin memiliki usaha tanpa modal, hanya saja perlu tekad dan kemauan yang kuat.
Jika Anda telah memiliki beberapa jaringan konsumen yang potensial dan sedikit mengenal bidang percetakan, lambat laun Anda bisa memulai usaha percetakan sendiri dengan membeli peralatan sablon dengan mulai dari harga yang paling murah seperti mesin sablon press untuk gelas, kaos, pin, topi, yang kini tengah diminati untuk souvenir.
Metode demikian banyak dilakukan beberapa pelaku usaha sablon dan digital printing yang kini usahanya makin membesar. Yang penting kepercayaannya dan memberikan hasil cetakan yang memuaskan pelanggan. Bagi pelaku usaha, Anda dapat meminta uang muka di setiap transaksi dengan pelanggan. Uang tersebut bisa digulirkan untuk operasional dan membayar uang muka ke percetakan.


Cecep Gunawan
Ketua Jurusan Teknik Grafika dan
Percetakan Politeknik Negeri Jakarta
Kampus Baru UI Depok Jakarta
Telp. 021 - 7270036
Fax. 021 - 7270034
read more...